Senin, 02 Maret 2009

Contemporary Digital Design

Teknik penggambaran dan presentasi sebuah karya arsitektur saat ini semakin mendekati ke arah masuk menjadi bagian utama dalam proses mendesain. Tentu saja menjadi penting untuk dapat menunjukkan akan seperti apa bangunan itu nantinya secara realistik. Penggambaran dan demonstrasi singkat tentang bagaimanakah sebenarnya ide yang dimiliki designer akan semakin memperjelas ide designer tersebut untuk disampaikan kepada orang lain.
Semakin lama teknik memvisualisasikan ide semakin beragam. Seringkali teknik yang digunakan designer adalah dengan menggabungkan beberapa macam cara/teknik presentasi untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin mendekati apa yang ia pikirkan. Namun,pada kenyataannya seringkali apa yang sudah dibuat secara 3D pada komputer kadang melenceng cukup jauh dengan bangunan yang akan dihasilkan nantinya. Yang membuat perbedaan-perbedaan itu antara lain perkiraan jatuhnya cahaya dan bayangan yang dihasilkan,perbedaan warna antara gambar dan material bangunan sesungguhnya,dll. Sehingga dapat disimpulkan dalam hal arsitektur digital ini bukanlah masalah "apakah image itu tampak realistik" tetapi "untuk tujuan apakah gambar tersebut dibuat"

Era digital design
Dengan kemajuan teknologi yang telah ada saat ini, sebenarnya kita semua yang berkecimpung di dunia arsitektur dan design mempunyai lebih banyak kesempatan untuk out of the box, mencoba inovasi-inovasi baru yang masih belum di jamah sebelumnya oleh orang lain dan meninggalkan teori-teori arsitektur yang konvensional. Walaupun begitu, teknologi ini bagaimanapun tetap harus disikapi secara kritis terutama mengenai kelebihan dan kekurangan dari bangunan yang dihasilkannya. Perlu diingat bahwa tantangan untuk out of the box juga memiliki resiko besar,terutama menyangkut masalah kekuatan konstruksinya karena bentuk bangunan dari hasil produk digital arsitektur biasanya memiliki bentuk yang banyak dikatakan orang 'neko-neko'.

manual vs digital
Kemampuan menggambar manual (free hand) bagi seorang arsitek tetap mutlak diperlukan dan wajib dijadikan ketrampilan dasar seorang arsitek,kemampuan dalam memanfaatkan sofware digitallah yang mendukung kemampuan dasar tersebut. Digital mampu mengembangkan berbagai ide yang sulit dikerjakan dengan manual, walaupun begitu,pilihan untuk menggunakan perangkat digital maupun tetap mengandalkan free hand skill tetap diserahkan kembali kepada masing-masing individu arsitek untuk memilih manakah yang paling baik ia gunakan dalam setiap pengerjaan projectnya.
Dengan sofware, penggambaran bentuk ruang secara 3D dapat lebih hidup walaupun bentukan ruang yang diciptakan 'neko-neko' sehingga mempermudah klien untuk menerima masukan ide dari designer. Kelebihan lainnya, pada saat presentasi dengan menggunakan virtual hasil komputerisasi, designer dapat dengan mudah mengubah sudut pandang dan ketajaman gambar (zoom-in atau zoom-out).
Aspek konstruksi yang selama ini dianggap saling bertentangan dengan design kini juga dapat diselaraskan bahkan saling mendukung.

Kelebihan dan kekurangan dari fasilitas digital ini seharusnya dapat memperkaya kita dan menjadi motivasi kita semua untuk terus berkarya dan pastinya jangan pernah takut untuk berpikir 'out of the box'

24 komentar:

  1. perkembangan teknologi memang bisa memudahkan arsitek dalam merancang namun saya setuju dengan post di atas, bahwa kemampuan free hand arsitek tetap mutlak diperlukan. bayangkan aja kalau kita harus buka - buka laptop cuma untuk menjawab pertanyaan yang simple...hehe

    BalasHapus
  2. era digital memang memudahkan dan menyenangkan. namun tak kta tak bisa jika harus benar2 meninggalka free hand.

    semua inspiurasi akan lebih berarti jika kita goreskan.

    BalasHapus
  3. y itulah kenapa waktu awal perkuliahan ada yg namanya TKAD...
    imajinasi bisa kita tuangkan lewat freehand secara langsung tanpa harus buka2 laptop
    nah...kalo imajinasi uda tertuang lewat freehand kita juga bisa memvisualisasikan lewat 3D..
    freehand & 3D sama2 penting

    BalasHapus
  4. Dengan adanya software2 untuk memvisualisasikan desain tentu sangat membantu dalam memahami, menggambarkan, serta mengkomunikasikan ide. Dan tentu lebih efisien dari segi waktu.
    Namun teknik manual juga tidak bisa ditinggalkan begitu saja.
    Bagaimanapun kemampuan menggambar secara manual merupakan basic dari seorang arsitek. ;)

    BalasHapus
  5. Dengan kemudahan yang diberikan oleh software 3D, kita dapat membuat berbagai macam bentuk bangunan yang kita inginkan. Tetapi kita harus berpikir relistis bagaimana bangunan tersebut dapat berdiri. Karena semakin rumit bentuk bangunan semakin rumit pula strukturnya. Jadi kita sebaiknya menghentikan ide-ide kita pada saat yang tepat

    BalasHapus
  6. Ini dia dikotomi arsitektur dijital, antara inovasi dan manfaat komunikasi (presentasi). Dijital adalah teman berinovasi sekaligus alat.

    BalasHapus
  7. walopun ada dijital,,,kemampuan tangan pun harus dikuasai secara maksimal,, jangan sampe kita dimanjakan oleh dunia dijital

    BalasHapus
  8. makanya kita belajar TKAD....
    hahaha..
    supaya, walau adanya dunia dijital..
    seorang arsitek tidak melupakn kerja tanganyya...

    BalasHapus
  9. sippirili..setuju banget sama artikel diatas dan pendapat teman teman sekalian..

    presentasi dari seorang arsitek itu emang sangat penting loh!kalo udah bikin bangunan yang bagus, estetis, sesuai fungsi,dengan ide yang luar biasa dan detail yang mengagumkan, kalo kita gak bisa menggambarkan dan mengkomunikasikan ide secara jelas, dan menarik. percuma juga dong gak ada yang paham....bisa-bisa gak laku tuh...


    oleh karna itu, emang sebagai arsitek kita dituntut ahli dalam hal free hand maupun dalam dunia digital dan harus selalu up to date dalam perkembangan teknologi .begituu..

    BalasHapus
  10. Berpikir out of the box... jd inget matkul mppd..

    Menurut sy, memang untuk mendapatkan desain2 yang menarik pada awalnya arsitek hrs berpikir out of the box, jdnya si arsitek tidak terkekang.

    Tp klo ada batasan2nya arsitek juga bisa berpikir lebih "liar". Ide2nya..

    BalasHapus
  11. out of the box itu tetap terbatas, misalnya dalam arsitektur sendiri, ya dibatasi oleh hakikatnya dalam berarsitektur dan menjawab prinsip-prinsip arsitektural,

    BalasHapus
  12. memang software 3D itu penting untuk arsitek, tapi itu cuma alat bantu yang memudahkan kita
    dari software 3D memang diperoleh hasil yang bagus dan menarik, tapi sebagai arsitek tidak bisa hanya mengandalkan software komputer
    ada kalanya tangan kita perlu bergerak sendiri tanpa bantuan software komputer
    jadi freehand dan software sama2 penting dan dapat saling melengkapi agar hasil menjadi semakin sempurna

    BalasHapus
  13. ya aku setuju banget. memang yang utama adalah kemampuan arsitek itu sendiri dalam menciptakan karya-karya yang spektakuler dan menuangkannya dalam wujud visual.. maka kehadiran software-software ini hanya sebagai penunjang saja...

    BalasHapus
  14. tetap kembangkan kemampuan tangan, karena setiap sketsa arsitek mempunyai ciri tersendiri yang bisa kita tonjolkan..sip!

    BalasHapus
  15. dua-duanya penting..manual penting, terutama di saat2 mendesak..
    computerized juga penting..apalagi bisa simulasi macem2..

    BalasHapus
  16. 'Kemampuan menggambar manual (free hand) bagi seorang arsitek tetap mutlak diperlukan dan wajib dijadikan ketrampilan dasar seorang arsitek,kemampuan dalam memanfaatkan sofware digitallah yang mendukung kemampuan dasar tersebut' --> saya setuju sekali!!!

    yah, manusianyalah yg berpikir, bukan mesin. jadi, desain itu hanya bisa diciptakan oleh manusia. intinya, jangan terlalu bergantung pd digital lah. manualist (ahli manual maksud sayah) lebih dihargai lho di dunia arsitektur~ tak usah jauh2, di arsi UGM juga begituh

    BalasHapus
  17. keduanya sama-sama penting bagi kita, tinggal bgmn kitanya saj(halah)

    BalasHapus
  18. iya astri...saya setuju... free hand tetep perlu looooh....^^

    BalasHapus
  19. hidup komputer!!:D

    tapi jangan lupa freehand juga ding, hehehe

    BalasHapus
  20. seperti biasa...tetaplah ikuti perkembangan jaman jika tidak ingin kalah bersaing...
    out of the box berarti harus punya alternatif lain dari yang tidak terpikirkan oleh orang lain atau lebih bagus lagi front of the box...juara

    BalasHapus
  21. kita jgn sampai meninggalkan free hand!!!! okokokok.......:p

    BalasHapus
  22. aaaah, iyep, perkembangan arsitektur ka arah era digtial jgn sampai membuat kita lupa ttg cara2 menggambar manual. (ho2)

    BalasHapus
  23. Wuah...akhirnya selese juga tugas kya di atas ini..hoho.. bisa hidup lebih tenang"u

    BalasHapus